1. YUDHISTIRA
Pandawa pertama memiliki istri dewi drupadidan memiliki anak raden
pancawala. Yudhistira memiliki jimat jamus kalima sada dan ia memiliki
darah berwarna putih. Menurut cerita pedalangan Jawa adalah raja jin
negara Mertani, sebuah Kerajaan Siluman yang dalam penglihatan mata
biasa merupakan hutan belantara yang sangat angker.
Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti.
Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah
berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka
mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki
julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya.
2. BIMA
Dikenal pula dengan nama; Balawa, Bratasena, Birawa, Nagata, Kowara,
Sena, atau Wijasena. Bima putra kedua Prabu Pandu, raja Negara Astina
dengan Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari negara
Mandura. Bima mempunyai dua orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan
Arjuna, serta 2 orang saudara lain ibu, yaitu ; Nakula dan Sadewa.
Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan
Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan
berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian,
ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada senjata
gadanya bernama Rujapala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan
sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat
dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan
dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari
ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang,
namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta
kepada kakaknya, Yudistira.
3. ARJUNA
Arjuna merupakan anak ke-tiga dari lima bersaudara satu ayah, yang
dikenal dengan nama Pandawa. Dua saudara satu ibu adalah Puntadewa dan
Bima/Werkudara. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti “yang
bersinar”, “yang bercahaya”. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra,
Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan
dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona.
Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Bhatara Wisnu yang turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra.
Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putera Pritha alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja.
4. NAKULA
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama
tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah
putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri
Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara
Mandaraka. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai
mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa
tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani.
Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan.
Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan
merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya
meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain.
Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula
merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria
berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani
kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa
yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup
kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya
yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda.
5. SADEWA
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (buah dari
tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat)
adalah putra ke-lima atau bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina
dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi
Tejawati dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula.
Sadewa mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia.
Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi.
PANDAWA LIMA MENIKAHI DRUPADI
Sebelumnya mari kita rujuk siapakah Drupadi ini, Dropadi, Drupadi, atau Draupadi (Sanskerta: द्रौपदी; Draupadī) adalah salah satu tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah puteri Prabu Drupada, raja di kerajaan Panchala. Pada kitab Mahabharata versi aslinya, Dropadi adalah istri para Pandawa lima semuanya. Banyak versi yang digambarkan dari dewi jelita ini menjadikan dirinya menarik untuk digambarkan karena SOSOK KESETIAAN ISTRI yang terkadang dihadapkan pada pilihan tersulit sekalipun. Seperti Sang Dewi yang dihadapkan pada pertaruhan dadu tengkorak antara Pandawa dan Kurawa menjadikannya duduk di kursi pesakitan menjadi barang taruhan. Dalam cerita pewayangan, Dewi Dropadi dinikahi oleh Yudistira saja dan bukan milik kelima Pandawa.
Bagaimana Dropadi dapat bersuamikan Pandawa Lima karena ketika itu
terdapat masa Pandawa lima yang melarikan diri ke rimba mengetahui akan
diadakan sayembara di Kerajaan Panchala dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja Panchala (Drupada) yang bernama Panchali atau Dropadi. Arjuna pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya, tetapi Bima yang berkata kepada ibunya, “lihat apa yang kami bawa ibu!”. Dewi Kunti
menyuruh agar mereka membagi rata apa yang mereka peroleh. Namun Dewi
Kunti terkejut ketika tahu bahwa putera-puteranya tidak hanya membawa
hasil meminta-minta saja, namun juga seorang wanita. Dewi Kunti tidak
mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri Pandawa Lima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar